Demo Honorer – Sekitar 1000 orang tenaga honorer yang tergabung dalam Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI) menggelar unjuk rasa meminta keadilan dalam proses pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Mereka menilai proses pengangkatan yang dijalankan pemerintah melalui mekanisme pemilahan ke dalam kategori 1 dan kategori 2 tidak adil.
“Teman-teman yang masuk kategori 2 dengan masa tugas terhitung mulai 2006 hingga sekarang harus tes. Padahal 50 persen dari data yang ada di seluruh Indonesia sudah masuk usia kritis. Maka kami minta untuk tidak harus tes,” ujar Ketua Presidium FPHI Mukhlis dalam unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (29/4).
Mukhlis mengatakan, pengkategorian yang dijalankan pemerintah menimbulkan ketidakpastian hukum terhadap status honorer. Ini karena mereka khawatir para tenaga honorer kategori 2 dapat mengalami tindakan semena-mena apabila tidak lulus tes. Misalnya diberhentikan secara sepihak dari tempat kerjanya.
Selain itu, Mukhlis mengatakan, proses pendataan tenaga honorer pemerintah dinilai berantakan. Sebab, sebagian besar tenaga honorer ternyata tidak masuk dalam daftar pendataan pemerintah.
“Mereka yang masuk dalam kategori 2, banyak ada yg masih tercecer. Pemerintah juga terkesan diskriminatif, hanya mengutamakan mereka yang memiliki kedekatan dengan pejabat,” ungkap Mukhlis.
Para peserta unjuk rasa ini berasal dari golongan guru dan pegawai struktural pemerintah. Mereka mewakili sejumlah tenaga honorer di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, dan Jambi.