PT Rukindo Akan Mengeruk Pelabuhan Bengkulu

By gladwin | April 13, 2011

Direktur Utama PT Rukindo, Sugondho, menyatakan kesiapan perusahaan yang dipimpinnya untuk mengerjakan proyek pengerukan Pelabuhan Bengkulu yang saat ini tengah mengalami kendala. Kesiapan ini menyusul keberhasilan PT Rukindo memperbaiki kapal yang rusak dan MOU dengan PT Penkonindo yang merupakan perwakilan perusahaan pengerukan terbesar di Belanda, yaitu Van Oord Dredging & Marine Contractor.

“Sejumlah kapal kami sudah dalam kondisi baik dan MoU sudah kami lakukan pada awal tahun ini dengan Penkonindo , sehingga kami bisa menggunakan kapal-kapal mereka kitika menerima pesanan keruk yang tidak bisa dikerjakan dengan kapal sendiri,” ungkap Sugondho kepada wartawan seusai membuka Raker Rukindo Senin (11/4/). Selain Pelabuhan Bengkulu Sugondho juga menegaskan kesiapan PT Rukindo menjalankan pekerjaan  pengerukan lainnya yang dibiayai pemerintah.

Sugondho juga mengklaim bahwa perusahaan yang dipimpinnya sangat mengenal karakteristik kawasan itu “Kapal yang cocok di Pelabuhan Bengkulu adalah jenis saction dredger. Untuk mengeruk alur pelabuhan Bengkulu kita perlu dua kapal. Satu kapal kita punya dan satu lagi akan carter dari mitra kita,” ungkap Sugondho. Untuk menjalankan pekerjaan di Pelabuhan Bengkulu, menurut Sugondho  pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan pihak PT Pelabuhan Indonesia II. “Jika pihak PT Pelabuhan Indonesia II memberikan pesanan pengerukan pada kita di Pelabuhan Bengkulu kita siap,” ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Kantor Pelabuhan (Adpel Bengkulu) Pieter H. B Fina menyatakan, akhir tahun lalu, kedalaman alur hanya tinggal 3,2 meter. Jadi sejak tanggal 1 Desember 2010, kapal yang masuk sudah dibatasi.  Pembatasan dilakukan pada jenis kapal yang masuk hanya berbobot  kurang dari 1.500 gross ton. Untuk kapal lebih besar harus berlabuh di luar pelabuhan dan membongkar muatan di sana. Hal yang sama untuk muatan yang akan diangkut ke kapal. “ Akibatnya bongkar muat  seperti, maka biaya angkut ke Pelabuhan Bengkulu menjadi besar,” ungkap Pieter.

Sebelumnya kegiatan pengerukan di pelabuhan itu  dilakukan oleh PT Pathaway International yang mengikat kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Kerjasama pengerukan itu dengan sistem bagi hasil, yaitu jika alur sudah selesai maka pihak Pathway mendapat bagian dari kegiatan pelayaran keluar masuk kapal ke pelabuhan tersebut.

Karena pekerjaan pengerukan tidak selesai-selesai maka pekerjaan yang dilakukan PT Pathaway terpaksa dihentikan. Berhentinya pengerukan oleh PT Pathaway mengakibatkan pendangkalan di pintu alur semakin kritis dan membahayakan kapal yang keluar dan masuk pelabuhan. Jika kondisi tersebut tidak segera ditangani maka pelabuhan Pulau Baai terancam lumpuh.

Akibat pendangkalan di alur tersebut, saat ini kapal-kapal yang kelaur masuk pelabuhan itu m,enggunakan alur yang terbentuk sendiri di sisi alur yang dikeruk, karena adanya tarikan pasir ke arah sedimentasi pada alur tersebut.

PT Rukindo yang merupakan BUMN bidang pengerukan sejak tahun 1998 sampai 2006 mengalami kerugian sebesar Rp 322,3 miliar. Untuk mengatasi keadaan tersebut, maka pihak manajemen sejak tahun 2007 melakukan program restrukturisasi sampai tahun 2012. Program restrukturisasi yang sangat mendesak adalah menyangkut modal kerja dan optimalisasi produksi. Dari program tersebut pada tahun 2007 mendapat suntikan dana sebesar Rp 80 miliar yang dipergunakan untuk memperbaiki alat produksi, menyelesaikan kewajiban kepada dana pensiun, menyelesaikan sebagian utang kepada supplier yang berdampak hukum dan untuk modal kerja. Saat ini PT Rukindo mengoperasikan 17 kapal keruk.

Dari hasil restrukturisasi itu, maka sejak  tahun 2008 berhasil meraih keuntungan sebesar Rp 35 miliar, tahun 2009 sebesaar Rp 38 miliar dan di tahun 2010 sebesar Rp 10,5 miliar. Selain itu juga terjadi kenaikan penghasilan pegawai, indek kepuasan pelanggan meningkat di tahun 2010 sebesar 3,74 persen dari tahun sebelumnya sebesar 3,00 persen.

Untuk tahun 2011 target pendapatan adalah Rp 284 miliar dan laba sebesar Rp 23 miliar. “Kami optimis dari sejumlah pesanan yang masuk di tahun ini target-target yang sudah kita canangkan akan berhasil,” ungkap Sugondho. Untuk itu ke depan pihak Rukindo, tambah Sugondho akan mengusulkan kepada pemerintah agar mendapatkan tambahan kapal keruk sebanyak 3 unit jenis hopper. (AB)-dephub