CPNS Boyolali 2013 – Rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk formasi umum di Boyolali tahun 2013 ini dipastikan tidak ada. Pasalnya, sesuai dengan kebijakan moraturium CPNS, Boyolali termasuk daerah yang belanja pegawainya masih melebihi 50 persen serapan APBD. Boyolali sendiri tahun ini lebih banyak berkonsentrasi terhadap honorer.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Boyollai Untung Rahardjo, Selasa(7/6), mengatakan, belanja pegawai di Boyolali masih besar, maka sesuai dengan kebijakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenpan) dan Reformasi, hampir dipastikan tahun ini Boyolali belum dapat melakukan rekrutmen CPNS.
“Tahun ini hampir dipastikan Boyolali tidak dapat kuota untuk penerimaan CPNS, sesuai dengan kebijakan moratorium, tahun selanjutnya kami juga belum tahu bagaimana,” ungkap Untung.
Diakui, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengajukan usulan untuk rekrutmen sekitar 1.855 formasi CPNS melalui Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Kantor Regional Yogyakarta. Usulan tersebut, lanjut Untung, berdasarkan hasil analisi beban kerja dan jabatan yang dilakukan tahun kemarin. Namun mengingat kebijakan moratorium, hanya daerah yang belanja pegawainya di bawah 50 persen yang dapat mengadakan rekruitmen CPNS. Sehingga tahun ini Boyolali dipastikan tidak akan mendapat kuota formasi.
Sementara di sisi lain, pengajuan formasi CPNS tersebut dilakukan guna menutup kekurangan PNS Boyolali akibat banyaknya pegawai yang pensiun atau meninggal dunia. Rata-rata tiap tahunnya, menurut Untung, jumlah PNS yang pensiun atau meninggal dunia mencapai 500-600 orang.Sementara jumlah PNS di Boyolali menurut Untung mencapai jumlah ideal sekitar 13 ribuan dansaat ini tinggal 11.750 orang. Sehingga semasa moratorium selama dua tahun, Boyolali kekurangan sekitar 1.500 ribu PNS.
Bupati Boyolali Seno Samodro saat dikonfirmasi juga membenarkan tidak adanya rekrutmen formasi CPNS tahun ini. Menurut Bupati, meski moraturium tetapi sebenarnya masih ada peluang usulan CPNS, yakni untuk tenaga teknis pendidikan dan medis. Hanya saja, mengingat kurang signifikan sehingga hal tersebut tidak dilakukan.
“Untuk formasi umum belum bisa, sementara saat ini kami fokus untuk honorer yang masuk data K2,” imbuhnya.