Bank Indonesia (BI) memperkirakan konsumsi rumah tangga meningkat pada triwulan II/2011 seiring kenaikan pendapatan yang diterima masyarakat. Kenaikan pendapatan itu salah satunya berasal dari kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan perbaikan remunerasi terkait reformasi birokrasi di beberapa kementerian/lembaga.
Dalam Laporan Kebijakan Moneter BI disebutkan konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh 4,8 persen pada triwulan II/2011. Sementara itu, untuk keseluruhan 2011, konsumsi rumah tangga akan tumbuh di kisaran 4,4-4,9 persen.
Selanjutnya, konsumsi rumah tangga pada 2012 diperkirakan tumbuh lebih tinggi di kisaran 4,6-5,1 persen.
“Pendapatan masyarakat yang meningkat secara umum berasal dari peningkatan upah dan gaji serta pendapatan dari hasil ekspor,” tulis BI yang dikutip VIVAnews.com.
BI menyebutkan, pada 2011, rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP) naik sebesar 8,7 persen. Kenaikan itu lebih tinggi dibanding rata-rata kenaikan pada 2010 sebesar 8 persen.
Hal itu akan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga masyarakat. Selain UMP, peningkatan konsumsi berasal dari kenaikan gaji aparat negara sebesar 10-15 persen dan dibayarkannya gaji ke-13.
Tak hanya itu, perbaikan pendapatan aparat negara juga berasal dari perbaikan remunerasi terkait reformasi birokrasi di beberapa kementerian/lembaga.
Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara, jumlah PNS pada 2010 tercatat sebanyak 4,6 juta pegawai. Peningkatan daya beli dari pegawai tersebut diperkirakan mendorong konsumsi rumah tangga.
Meningkatnya pendapatan akan mendorong ekspektasi penghasilan yang lebih tinggi. Hal itu tercermin pada hasil survei konsumen BI yang menunjukkan tren peningkatan ekspektasi penghasilan dalam enam bulan mendatang. Secara umum, tren survei konsumen menunjukkan peningkatan, yang ditunjukkan pada Maret mencapai indeks 140, dibanding awal tahun sekitar 137.
Peningkatan konsumsi itu selain karena kenaikan pendapatan, juga didukung dengan berlanjutnya ekspektasi apresiasi rupiah. Sementara itu, dari sisi regulasi, penurunan bea masuk impor kendaraan diperkirakan dapat mendorong penjualan kendaraan.
Konsumsi nonmakanan terindikasi tetap tinggi pada triwulan I-2011. Hal itu ditunjukkan pada permintaan mobil dan motor yang masih mencatat penjualan tinggi meski sedikit melambat. Penjualan mobil dan sepeda motor pada Januari-Maret 2011 masing-masing tumbuh sebesar 29,5 persen (year on year/yoy) dan 16,2 persen (yoy). (art) – VIVAnews